Senin, 01 Desember 2008

FSKN: Pertahankan "Bhinneka Tunggal Ika"

info FSKN - JAKARTA

Ketua Umum Forum Silaturahmi Keraton Se-Nusantara Raja Ida Tjokorda Denpasar IX mengkhawatirkan makin tercerabutnya keragaman budaya Indonesia, yang sebelumnya terpelihara di kerajaan atau keraton se-Nusantara, di tengah arus perubahan, modernisasi, dan globalisasi.

Untuk mencegah hilangnya keberagaman budaya itu, FSKN meminta agar semboyan ”Bhinneka Tunggal Ika” dipertahankan dan dirawat pelaksanaannya. ”Jangan membuat produk undang-undang yang menyeragamkan bangsa Indonesia. Perbedaan dan keragaman adalah takdir Tuhan. Pada dasarnya kita juga tidak seragam sejak dari asalnya,” ujar Ida di Istana Negara, Jakarta, Sabtu (29/11).

Ida yang memiliki nama Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pamecutan adalah raja yang tinggal di Puri Agung Denpasar. FSKN yang diketuainya adalah forum yang didirikan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dengan anggota 118 raja, sultan, pengelingsir, panembahan, kepala, dan pemangku adat se-Nusantara. Menurut FSKN, di Indonesia terdapat setidaknya 261 kerajaan besar dan kecil.

Saat ditanya bagaimana pendapatnya tentang UU Pornografi yang disetujui DPR, Ida tidak mau terjebak pada sikap menolak atau menerima. Ida mengharapkan semua komponen bangsa mencegah upaya untuk menjauhkan bangsa Indonesia dengan budayanya sendiri.

Mengenai kian tercerabutnya akar budaya di tengah arus perubahan, modernisasi, dan globalisasi, itu juga dikemukakan mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Azwar Anas, yang mewakil raja Sumatera Barat. ”Hati dan budi pekerti anak-anak saat ini seperti kosong karena melulu dipenuhi budaya asing dan oleh otak. Saatnya kita kembali mengisi hati dan budi pekerti anak-anak dengan budaya Indonesia,” ujarnya.

Sabtu, 29 November 2008

SBY Terima Forum Silaturahmi Keraton se-Nusantara

info FSKN - JAKARTA

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono, Sabtu (29/11) malam melakukan silaturrahmi dengan FSKN (Forum Silaturrahmi Keraton se-Nusantara) di Istana Negara, Jakarta. “Forum malam ini bukan forum politik, tetapi lebih dari itu, forum malam hari ini adalah forum budaya, forum warisan atau heritage yang semuanya itu sesungguhnya menunjukkan the greatness of our country, the greatness of our nation,” kata SBY. FSKN didirikan tahun 2006, dan hingga saat ini, jumlah keraton yang tergabung mencapai 118 keraton dari 16 daerah.

Tampak hadir mendampingi Presiden SBY dalam acara tersebut antara lain Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menbudpar Jero Wacik, Mendagri Mardiyanto dan Seskab Sudi Silalahi, Acara ini juga dihadiri raja-raja dari Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Timur - Madura, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, Maluku dan Papua Barat.

Presiden SBY berharap kepada seluruh peserta yang hadir untuk melestarikan dan membangun peradaban bangsa, termasuk di dalamnya adalah budaya, adat, tradisi dan aspek-aspek lainnya. SBY juga berpesan kepada para peserta untuk memberikan kontribusi langsung di bidang ekonomi, misalnya mengembangkan ekonomi yang berbasiskan budaya.

”Tugas kita, peran kita, ke depan adalah, bagaimana kita membangun , menjadikan Indonesia ini, menjadi rumah bersama, hidup dalam hamoni dan kerukuan di tengah-tengah perbedaan, dan bagaimana kita semua dengan kerja keras dan kebersamaan, membangun Indonesia, menuju negara yang maju, bermartabat dan sejahtera di abad ke 21 ini. Insyaallah kita bisa, Indonesia bisa!,” kata Presiden SBY memberikan semangat kepada seluruh peserta.

Sebelumnya, Ketua Umum FSKN, Raja Ida Tjokorda Ngurah Jambe Pamecutan IX dari Puri Agung Denpasar, Bali, dalam laporannya mengemukakan, tujuan dibentuknya forum ini adalah untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi dan budaya keraton, puri, puro, istana dan panembahan di seluruh Nusantara.

“Sekarang sebagai pusat pelestarian dan pengembangan budaya nusantara, dan menjadikan budaya nusantara sebagai sumber kepribadian bangsa, merekatkan persatuan dan kesatuan negara kesatuan Republik Indonesia. Ribuan pulau dan kebhinekaan budaya, adalah aset kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya, yang perlu dilestarikan, dipertahankan dan dikembangkan sebagai modal untuk membangun bangsa,” kata Ida Tjokorda. Namun, menurutnya, saat ini kendala yang dihadapi adalah karena sistem politik, produk undang-undang dan sistem demokrasi, keraton di daerah-daerah makin tercerabut dari akar budaya sendiri.